22 Februari 2009

KANKER HATI

Kanker Hati Penyakit Ganas dan Mematikan

Kanker Hati Penyakit Ganas dan Mematikan

Kanker Hati, Pembunuh Ketiga

Hepatitis dari tipe B dan C jadi pemicu timbulnya kanker hati. Virus hepatitis ini berpeluang menimbulkan sirosis. Tercatat 90% pengidap sirosis berpeluang besar mengidap kanker hati.

kanker hati
Perbandingan Hati Sehat dan Hati Yang Terkena Kanker

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, sedikitnya 180 juta orang di dunia terinfeksi virus hepatitis C. Tidak kurang dari 400 juta orang lainnya hidup dengan hepatitis B.

Kekhawatiran akan penyakit ini cukup beralasan. Pasalnya, tidak diketahui adanya gejala awal dari pasien yang didiagnosis terkena kanker hati hingga akhirnya sudah mencapai stadium lanjut.

Sesuai data, 70% dari pasien penderita sirosis di Asia (di luar Jepang) atau di Afrikaa berasal dari infeksi hepatitis B. Di Indonesia, tidak kurang dari 25% di antara pengidap hepatitis yang tidak tahu akan keberadaan penyakitnya berpotensi menderita sirosis setelah rentang waktu 15-20 tahun virus bersarang di tubuh mereka.

Data WHO menunjukkan, kanker hati adalah jenis kanker tersering nomor enam di dunia dan penyebab kematian urutan ketiga terbesar. Pasien kanker hati biasanya pada umumnya tidak memiliki angka harapan hidup lebih dari dua tahun setelah didiagnosis mengidap penyakit ini.

Pada 2005, kanker telah membunuh lebih dari 206 ribu jiwa orang Indonesia, di mana 12 ,5% di antaranya pengidap kanker hati.

Selama ini, pengidap penyakit kanker hati hanya ditangani dengan metode konvensional, yakni kemoterapi yang dilakukan pada organ yang terkena.

Terapi radiasi sinar X dalam kemoterapi selama ini masih dianggap solusi terbaik bagi pasien pengidap kanker. Kemoterapi dan pemberian suntikan ethanol pada sel tumor dinilai sebagai dua langkah terbaik membunuh sel kanker.

Sayangnya, metode pengobatan ini ternyata tidak hanya membunuh sel tumor, tapi juga ikut mengorbankan sel-sel hati yang sehat. Hal ini tentu teramat riskan bagi sistem ketahanan tubuh pasien.

Ada beragam pengobatan kanker hati sesuai stadium kanker saat terdeteksi dan terdiagnosis. Tindakan operasi dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar menyembuhkan penyakit kanker atau dengan transplantasi hati.

Meski begitu, hanya 15% di antaranya yang dinyatakan sembuh total. Ironisnya, layanan medik berupa transplantasi hati belum ada di Indonesia.

Kanker Hati Penyakit Ganas dan Mematikan

Sumber : www.inilah.com


Mencegah Kanker Hati

Kategori Tips Kesehatan pada 26 May 2008

Sampai detik ini, tidak ada satu pun dokter yang dapat memastikan apa yang menyebabkan seseorang menderita kanker. Beberapa ahli hanya bisa menemukan atau mengira ngira faktor resiko yang kemungkinan besar menyebabkan seseorang menderita kanker.

Segala sesuatu yang meningkatkan kemungkinan seseorang menderita kanker disebut dengan faktor resiko, sedangkan sesuatu yang menurunkan kemungkinan menderita kanker disebut faktor protektif. Beberapa faktor resiko kanker bisa dihindari, namun banyak pula yang tidak bisa dihindari sama sekali.

Salah satu faktor resiko yang bisa dihindari misalnya kebiasaan merokok sedangkan yang tidak bisa dihindari misalnya faktor genetik atau keturunan. Kedua faktor ini sama sama merupakan faktor resiko terjadinya kanker namun hanya kebiasaan merokoklah yang bisa dihindari.

Pencegahan terhadap kanker disini adalah suatu tindakan yang berupaya untuk menghindari segala sesuatu yang menjadi faktor resiko terjadinya kanker dan memperbesar faktor protektif untuk mencegah kanker.

Meskipun beberapa faktor resiko dapat dihindari bukan berarti anda akan seratus persen terbebas dari kanker. Sebaliknya orang yang hidupnya penuh dengan faktor resiko kanker belum tentu mereka akhirnya akan menderita kanker. Setiap individu mempunyai keunikan atau sensitifitas yang berbeda beda terhadap kanker. Maka dari itu ada baiknya anda selalu berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan informasi yang pas guna mencegah terjadinya kanker.

Prinsip utama pencegahan kanker hati adalah dengan melakukan skrining kanker hati sedini mungkin. Informasi yang pas dan tepat mengenai cara melakukan skrining dan informasi lainnya bisa dengan mudah anda dapatkan pada dokter keluarga anda.

Kanker hati atau sering disebut dengan kanker hepatoselular adalah kanker yang tumbuh dan berkembang pada sel atau jaringan hati. Kanker ini bukan merupakan hasil metastase dari kanker yang terjadi pada organ lain.

Hati merupakan salah satu organ terbesar yang terdapat pada tubuh manusia. Terletak pada perut kanan atas dan dilindungi sebagian oleh tulang rusuk. Hati memiliki fungsi penting terutama dalam metabolisme makanan menjadi energi serta sebagai organ penyimpan darah.

Beberapa faktor resiko terjadinya kanker hepatoselular atau kanker hati adalah :

  • Seks. Laki laki lebih rentan terkena kanker hati bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin ada hubungannya dengan faktor genetik.
  • Hepatitis atau radang hati. Hepatitis B dan C kronis merupakan faktor resiko yang paling utama terjadinya kanker hati. Resiko akan meningkat bila seseorang menderita kedua hepatitis secara bersamaan.
  • Sirosis Hati. Orang dengan sirosis hati mempunyai kemungkinan menderita kanker hati yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak.
  • Gangguan metabolisme. Beberapa ganguan metabolisme dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker hati misalnya kelainan yang menyebabkan penumpukan zat besi dalam hati (hemochromatosis).




Obat Baru Untuk kanker Hati



Institut Sains dan Teknologi Hongkong berhasil menciptakan sebuah obat baru untuk penyakit kanker hati, bukan saja secara efektif dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, bahkan tidak akan membunuh sel yang sehat. RS Queen Mary akan mulai menggunakannya dalam praktek klinis pada pasien penyakit kanker hati tahap akhir, dan jika berhasil, maka diprediksi bisa dipasarkan pada tahun 2007.

Institut Sains dan Teknologi Hongkong berhasil mengekstrak suatu arginine dari baksil subtilis, yang bisa menghambat pertumbuhan sel kanker. Ahli terkait dari institut tersebut menuturkan, bahwa pada Maret tahun lalu pernah mengadakan percobaan klinis pada dua pasien kanker hati tahap akhir, dan hasilnya cukup menggembirakan karena tumor sel kanker salah satu pasien berubah menjadi kecil secara nyata setelah 6 bulan masa pengobatan. Sebaliknya, hasil pengobatan terhadap pasien lainnya tidak efektif, sehingga dokter menghentikan pengobatannya.

Ahli terkait menuturkan, bahwa jika pasien kanker hati tahap akhir yang umumnya hanya dapat bertahan hidup selama beberapa bulan, setelah penggunaan obat dapat diperpanjang usianya selama lebih dari 10 bulan, itu sudah merupakan hasil yang cukup memuaskan. Institut Sains dan Teknologi Hongkong selanjutnya akan bekerja sama dengan RS Queen Mary, yaitu mencoba obat ini pada 30 pasien, dan jika berhasil, obat baru ini dapat dipasarkan pada 2007, dan memberi harapan baru bagi pasien kanker hati tahap akhir. Total penelitian ini telah menghabiskan dana lebih dari 30 juta dollar Hongkong dalam waktu 4 tahun, dan memperoleh 2 penghargaan Golden dari perhimpunan teknologi baru internasional di Jenewa, Swiss.

Penyakit kanker hati oleh Departemen Kesehatan Hongkong dinyatakan sebaga penyakit kanker pembunuh ke-2. Dan menurut data statistik, bahwa sejak 1986-1996, sebanyak 12,498 orang meninggal karena penyakit ini di Hongkong. Rata-rata setiap tahunnya ditemukan kurang lebih 1500 kasus penyakit baru, dan setiap tahun yang meninggal karena penyakit kanker hati kurang lebih sekitar 1300 orang. Cara pengobatan sebelumnya seperti transplantasi hati, chemotherapy pembuluh nadi dan terapi embolis, hanya membuang sel kanker hati, namun bagi pasien stadium akhir, prosentase hidup umumnya tidak lebih dari ½ tahun

sumber: http://www.melilea-organik.com/hati/kanker-hati-penyakit-ganas.html
http://www.blogdokter.net/2008/05/26/mencegah-kanker-hati/
http://www.indoforum.org/showthread.php?t=4907
tugas;UTS
bidang;sais
oleh;DEWI ERLINA 1X A





21 Februari 2009

Hemofilia

  1. HEMOFILIA
    Hemofilia tidak hanya merupakan masalah medis atau biologis semata, namun juga mempunya dampa psikososial yang dalam. Pengaruh orang dengan hemofilia sebaiknya tidak hanya memperhatikan masalah fisiologi-nya saja – misal mengontrol perdarahannya dan mencegah timbulnya disabilitas fisik – tetapi juga diharapkan mempunya perhatian pada berbagai gangguan alam perasaannya, rasa tidak amannya, rasa terisolasi dan masalah keluarga terdekatnya (orangtua, istri, anak dan saudara kandung). Memang benar, mengontrol perdarahannya adalah hal yang terpenting dalam kehidupan seorang pasien, namun apakah ini cukup untuk mengantarkannya menuju kehidupan yang manis dan menyenangkan?. Kini kita mengetahui semakin banyak data yang menunjukkan bahwa faktor-faktor psikologis tidak hanya mempunyai efek pada kualitas hidup seseorang tetapi juga dapat mempengaruhi berbagai fungsi biologisnya.Setiap orang dengan hemofilia tumbuh kembang dalam suatu lingkungan keluarga dan budaya yang unik / spesifik. Juga dengan berbagai variasi kebutuhan, ketakutan, perhatian dan harapan yang berbeda-beda. Masalah psikososial membutuhkan penanganan yang hati-hati. Setiap kasus mempunyai permasalahn yang berbeda, akibat dari adanya perbedaan lata belakang budaya, agama ataupun etnik, juga system penanggulangan kesehatan yang tidak sama.Oleh karena itu dalam menolong seorang pasien hemofilia dan keluarganya dibutuhkan pendekatan satu tim inter-disiplin, yang dapat membina hubungan yang baik dengan anak dan keluarga.Psikodinamika Timbulnya Permasalahan Psikososial Pada HemofiliaTimbulnya suatu penyakit yang kronis – seperti pada hemofilia – dalam suatu keluarga memberikan tekanan pada system keluarga tersebut dan menuntut adanya penyesuaian antara si penderita sakit dan anggota keluarga yang lain. Penderita sakit ini sering kali harus mengalami hilangnya otonomi diri, peningkatan kerentanan terhadap sakit, beban karena harus berobat dalam jangka waktu lama. Sedangkan anggota keluarga yang lain juga harus mengalami “hilangnya” orang yang mereka kenal sebelum menderita sakit (berbeda dengan kondisi sekarang setelah orang tersebut sakit), dan kini (biasanya) mereka mempunyai tanggungjawab pengasuhan.Kondisi penyakit yang kronis ini menimbulkan depresi pada anggota keluarga yang lain dan mungkin menyebabkan penarikan diri atau konflik antar mereka.Kondisi ini juga menuntut adaptasi yang luar biasa dari keluarga. Contohnya, keluarga mungkin bereaksi dengan panik dan takut serta menimbulkan tekanan yang berat terhadap system keluarga. Mereka mungkin pula bereaksi dengan sikap bermusuhan, yang ada kaitannya dengan prognosis yang buruk.Madden dan kawan-kawan meneliti respon emosi ibu yang menpunya anak hemofilia, dikatakan bahwa respon ibu bervariasi dari sikap menerima sampai mengalami distrs psikologis yang berat. Rasa takut akan akibat pengobatan yang bakal diterima anaknya, seperti kesakitan, handicap, bahkan kemungkinan meninggal, menjadi masalah utama bagi para ibu ini. Sikap ibu yang bisa menerima kondisi anak sepenuhnya akan dapat berpengaruh positif pada menyesuaian disi si anak tersebut.Namun dikatakan tidak ada hubungan antara derajat beratnya hemofilia dengan penyesuaian anak. Dengan kata lain, seorang anak dengan keterbatasan fisik yang lebih berat belum tentu mempunyai masalah yang lebih berat pada penyesuaian emosionalnya dibanding dengan yang lebih ringan. Juga tidak ditemukan adanya hubungan antara respon psikologis ibu dengan beratnya hemofilia.Penyakit yang kronis ini juga dapat berpengaruh pada stabilitas ekonomi keluarga, yang akan dapat berdampak pada kelanjutan pengobatan (mial putus obat, tidak teratur mendapatkan terapi), dan dapat menimbulkan berbagai masalah kejiwaan (misal rasa pustus asa, cemas, depresi dan lain-lain).Berbagai Masalah Kejiwaan Yang Dapat Timbul :1. Pada penderita hemofiliaMasa BayiApabila seorang bayi dengan hemofilia lahir, ia tidak ada bedanya dengan bayi-bayi mungil yang lain. Ia tumbuh kembang seperti bayi-bayi yang lain.Adanya riwayat keluarga dengan hemofilia, membuat perilaku orangtua akan dipengaruhi oleh pengalaman keluarga tersebut dalam mengasuh bayinya. Jika terdapat pengalaman buruk seperti riwayat perdarahan yang menakutkan, tindakan operasi yang gagal atau adanya kematian muda usia, biasanya orangtua akan lebih cemas menghadapi kondisi bayinya. Hal ini dapat berdampak pada pola asuh mereka, yang dapat menjadi overprotektif dan permisif. Kondisi ini dapat berkembang menjadi pola asuh yang negatif dengan segala dampak psikologisnya.Masa Toddler dan pra-sekolahMengamati seorang anak usia toddler mengeksplorasi dunianya memberikan kebahagiaan tersendiri. Mereka menjelajahi semua yang bisa dilakukan, walau berbahaya sekalipun. Hal seperti ini juga dilakukan oleh para toddler dengan hemofilia. Mereka membutuhkan stimulus dari eksplorasinya ke dunia sekitar untuk dapat berkembang normal. Dan mereka membutuhkan stimulus di lingkungan yang aman dan penuh kasih, yang berarti sebuah keluarga tanpa rasa cemas. Anak selalu peka terhadap sekitarnya, sehingga apabila kedua orantuanya takut menghadapi hemofilia, ia juga akan tumbuh dengan rasa takut juga.Kecelakaan dapat menimpa siapa saja, termasik para toddlers yang sedang dalam fase senang menjelajah dunia sekitanya. Keadaan ini akan memicu rasa kuatir yang berlebihan dari orangtuanya, mereka akan berusaha mencegah gerakan yang dianggap dapat membahayakan, misal jatuh karena dikuatirkan akan menimbulkan perasaan cemas yang berlebihan pada anak dan kurangnya rasa percaya diri dalam menghadapi hal-hal baru di kemudian hari. Juga perasaan terisolasi, loneliness akan timbul.Masa Usia SekolahMasa ini merupakan masa yang menyenangkan bagi semua anak, termasuk anak dengan hemofilia. Hari-hari pertama masuk sekola merupakan saat-saat yang diharapkan karena anak-anak ini akan mempunyai banyak kesempatan untuk dapat bermain dan bergabung dengan teman-temannya. Bila sebelumnya mereka telah melalui pra-sekolah, biasanya orangtua akan lebih dapat menyingkirkan perasaan cemasnya ketika harus meninggalkan anaknya diasuh / dibawah pengawasan orang lain / guru. Orangtua biasanya telah membekali anaknya dengan berbagai informasi tentang keadaannya dan kepada siapa harus dihubungi bila terjadi perdarahan / kecelakaan dan sebagainya. Anak akan tumbuh kembang dengan penuh rasa percaya diri dan dapat mengatasi permasalahannya dengan mandiri.Sebaliknya bila orangtua tidak memberinya kepercayaan dan penuh dengan rasa cemas menghadapi masalah yang mungkin akan timbul, seperti kemungkinan anak akan jatuh dan mengalami perdarahan sewaktu bermain dengan teman – temannya di sekolah, akan memicu ketegangandalam hubungannya dengan anak dan membuat mereka semakin overprotektif. Anak tidak bebas lagi bermain, dengan segala pencegahan yang diberikan seperti memberi perlindungan dapa sendi-lutut dengan balutan yang menghambat kebebasan anak dalam bergerak dan sebagainya. Anak yang tumbuh kembang dengan kondisi seperti ini, ia tidak mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan tumbuh sebagai anak yang selalu tergantung kepada orang lain. Dengan dasar kepribadian seperti ini ia akan tumbuh kembang sebagai anak yang labil emosinya, mudah tersinggung, marah, cemas dan depresi walaupun stressor yang ada hanya ringan.Masa RemajaMerupakan masa yang paling indah untuk dikenang disbanding masa yang lain sepanjang hidup manusia. Kelompok umur ini merasakan kemampuan diri yang besar dan dapat melakukan semua hal yang mereka inginkan. Walau kenyataanya tidak seperti itu, karena secara finansial, juga secara emosional masih ada ketergantungan yang besar kepada orangtuanya. Namun dengan kepercayaan diri yang tinggi mereka akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang mandiri dan mampu beradaptasi dengan berbagai strssor yang ada. Walaupun ia seorang anak dengan hemofilia, bila dasar pengasuhan orangtuanya baik, ia dapat tumbuh kembang seperti anak remaja yang lain.Sebaliknya pada anak dengan hemofilia, dengan orangtua yang overprotektif dan selalu cemas, mereka akan tumbuh dengan perasaan dan pola pokir yang negatif, selalu merasa diri lebih rendah dibanding anak lain (“minder”), tidak ada rasa percaya diri, cemas, depresi bahkan rasa putus asa menghadapi masa depannya sering muncul. Yang paling mudah terdeteksi adalah prestasi belajarnya yang menurun, bahkan sampai drop out dari sekolah. Pergaulan yang kurang membuatnya terisolasi dari peer group-nya.Masa DewasaMasa dewasa merupakan akhir dari pembentukan kepribadian yang telah dimulai sejak manusia lahir. Pengembangan karier akan dimulai di awal masa ini. Orang dengan kepribadian kuat akan dapat mengatasi dan beradaptasi dengan berbagai stressor dengan baik. Mereka akan menemukan lingkungan teman dan membentuk keluarga baru. Orang dengan hemofilia yang tumbuh dalam lingkungan yang aman tapi suportif, akan dapat mengembangkan kepribadiannya dengan optimal seperti orang lain yang tidak memiliki gangguan kronis.Namun pada mereka dasar perkembangannya tidak baik, akan tampak berbagai masalah dalam kehidupan emosi, social dan kariernya. Kemungkinan timbulnya berbagai permasalahan kejiwaan dapat timbul, yang bila tidak segera teratasi akan dapat berdampak pada kualitas kehidupan jangka panjangnya (quality of life).2. Pada Orangtua :Semua orangtua mempunyai the fantacy child sejak anak tersebut masih dalam kandungan. Namun sering kali pada kenyataannya yang lahir dan tumbuh adalah the real child, yang tidak sama dengan fantasinya. Apa yang terjadi ?, rasa kecewa, marah dan penolakan akan muncul. Apabila hal ini tidak segera teratasi tentunya akan menimbulkan permasalahan pada pola pengasuhannya. Anak akan tunbuh sebagai seorang anak yang tidak diharapkan, selalu menjadi tumpuan kesalahan / tidak pernah positif di mata orangtua. Akibatnya ia akan berkembang dengan dasar hubungan ibu – anak (mother – infant bounding/attacment) yang negatif.Pada hemofilia, dimana gangguan yang terjadi sering kali sangat menakutkan bagi para orangtua, takut akan komplikasi yang timbul, akan kemungkinan kematian yang tidak bisa mereka prediksi sebelumnya, dapat membuat para orangtua mengalami stressor yang berkepanjangan dan berdampak pada kehidupan secara keseluruhan. Banyak orangtua yang mengalami permasalahan kejiwaan seperti cemas dan depresi. Secara finansial juga akan berpengaruh pada kehidupan keluarganya.Bagaimana cara mengatasi masalah ini ?Yang paling utama adalah penyuluhan pemahaman tentang apa itu hemofilia dan bagaimana cara mengatasinya. Dengan mengetahui semua ini diharapkan para pasien dan keluarganya akan dapat mengatasi dengan lebih baik. Terutama diharapkan kepada para orangtua agar mereka dapat memperlakukan anaknya yang hemofilia dengan normal. Hal ini akan mambawa dampak yang positif bagi tumbuh kembang si anak selanjutnya, diharapkan dapat terbebas dari berbagai masalah kejiwaan yang berat.KesimpulanHemofilia merupakan suatu gangguan yang berdampak tidak hanya pada fisik saja, namun juga pada aspek psikososial orang tersebut dan juga keluarganya. Pendekatan yang dilakukan tidak cukup hanya dari pendekatan biologis saja, tapi juga diperlukan pula pendekatan secara psikologis. Mengingat banyaknya aspek yang terkait, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan terpadu dan saling menunjang.Diharapkan dengan pendekatan demikian prognosis anak dengan hemofilia akan lebih baik.
    Dari Sumber :INTERNET
    Oleh:Yulia Yuspika







DAMTREK

DAMTREK SI MESIN PENCABUT NYAWA
Banyak kecelakaan yang terjadi di daerah saya dan penyebab nya adalah kendaraan yang bernama damtrek. Kendaraan ini berukuuran sangat besar dan biasa di pakai untuk proyek pembangunan, entah kenapa akhir-akhir ini damtrek sering menjadi penyebab kecelakaan. Kendaraan yang di fungsikan sebagai alat untuk mempermudah pembangunan, kini menjelma sebagai mesin pencabut nyawa.
Kebanyakan, supir-supir dam trek tidak mau mengalah dengan kendaraan yang lainnya, kendaraan apa saja yang ada di depan nya pasti akan di salip nya, seharusnya supir-supir damtrek bias lebih sabar lagi dalam menyetir.Memang, penyebab banyak kecelakaan yang ada di daerah saya tidak hanya disebabkan oleh damtrek saja, ada banyak factor penyebab terjadinya kecelakaan, tetapi yang terjadi sekarang ini, damtrek bias yang paling sering menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Damtrek…….damtrek…….., kenapa sih mesti damtrek.
Terima kasih atas perhatian nya, apa bila ada salah-salah kata, mohon di maklumi.
Namanya juga baru belajar,he..he..he….
OLEH: Khoirul basir

SAKURA

Sakura (桜, 櫻, Sakura?) bersama dengan bunga seruni, merupakan bunga nasional Jepang yang mekar pada musim semi, yaitu sekitar awal April hingga akhir April.
Sakura dapat terlihat di mana-mana di Jepang, diperlihatkan dalam beraneka ragam barang-barang konsumen, termasuk
kimono, alat-alat tulis, dan peralatan dapur. Bagi orang Jepang, sakura merupakan simbol penting, yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, serta juga merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal.
Pemerian
Pohon sakura adalah salah satu pohon yang tergolong dalam
familia Rosaceae, genus Prunus sejenis dengan pohon prem, persik, atau aprikot, tetapi secara umum sakura digolongkan dalam subgenus sakura. Asal-usul kata "sakura" adalah kata "saku" (bahasa Jepang untuk "mekar") ditambah akhiran yang menyatakan bentuk jamak "ra". Dalam bahasa Inggris, bunga sakura disebut cherry blossoms.
Warna bunga tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna
putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala.
Bunga digolongkan menjadi 3 jenis berdasarkan susunan daun mahkota:
bunga tunggal dengan daun mahkota selapis
bunga ganda dengan daun mahkota berlapis
bunga semi ganda
Pohon sakura berbunga setahun sekali, di pulau
Honshu, kuncup bunga sakura jenis someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunganya mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat.
Di Jepang, mekarnya sakura jenis someiyoshino dimulai dari
Okinawa di bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar akhir Maret sampai awal April, lalu bergerak sedikit demi sedikit ke utara, dan berakhir di Hokkaido di saat liburan Golden Week.
Setiap tahunnya pengamat sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya bunga sakura someiyoshino dari barat ke timur lalu utara yang disebut sakurazensen. Dengan menggunakan peta sakurazensen dapat diketahui lokasi bunga sakura yang sedang mekar pada saat tertentu.
[sunting] Ciri khas

Bunga sakura jenis someiyoshino (Prunus × yedoensis Matsum. cv. Yedoensis)

Pohon sakura (jenis someiyoshino), sekitar 2 bulan setelah bunganya mekar)
Ciri khas sakura jenis someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok satu per satu pada saat yang hampir bersamaan.
Bunga sakura jenis someiyoshino hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya bunga sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan lebat dan angin kencang. Beberapa jenis burung dikenal suka memakan bagian bunga yang berasa manis, sedangkan burung
merpati memakan seluruh bagian bunga.
Kesempatan langka piknik beramai-ramai di bawah pohon sakura untuk menikmati mekarnya bunga sakura disebut
hanami (ohanami). Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.
Di Jepang terdapat standar untuk menyampaikan informasi tingkat mekar bunga sakura, mulai dari terbukanya kuncup bunga (kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di pohon (ichibuzaki) sampai bunga mekar seluruhnya (mankai). Bunga yang rontok segera digantikan dengan keluarnya daun-daun muda. Pohon sakura yang bunganya mulai rontok dan mulai tumbuh daun-daun muda sebanyak 10% disebut ichibu hazakura. Sementara itu, pohon sakura yang semua bunga sudah rontok dan hanya mempunyai daun-daun muda disebut hazakura (sakura daun).
Bunga dari pohon jenis yamazakura mekar lebih lambat dibandingkan jenis someiyoshino dan bunganya mekar bersamaan dengan keluarnya daun-daun muda.
Konsumsi bunga sakura
Daun dan bunga sakura yang sudah direndam di dalam air garam (shiozuke) dimanfaatkan untuk bahan makanan karena wanginya yang harum.
sakura mochi adalah kue moci yang dibungkus daun sakura. Ada juga es krim dan kue kering rasa bunga sakura. Teh bunga sakura umumnya diminum pada kesempatan istimewa seperti pesta pernikahan. Ranting dan kuncup bunga sakura juga digunakan sebagai bahan pewarna alami.

[sunting] Jenis-jenis

Bunga sakura Ukon (Prunus lannesiana Wilson cv. Grandiflora)

Kanhizakura (Prunus campanulata Maxim)

Yamazakura
Sebagian besar jenis pohon sakura merupakan hasil persilangan, misalnya jenis someiyoshino yang tersebar di seluruh Jepang sejak
zaman Meiji adalah hasil persilangan pohon sakura di zaman Edo akhir. Sakura jenis someiyoshino inilah yang sangat tersebar luas, sehingga kebanyakan orang hanya mengenal someiyoshino (yang merupakan salah satu jenis sakura) sebagai sakura.
Pada zaman dulu sebelum ada jenis someiyoshino, orang Jepang mengenal bunga sakura yang mekar di pegunungan yang disebut yamazakura dan yaezaki no sakura sebagai sakura. Di saat mekarnya bunga sakura, ribuan batang pohon Yamazakura yang tumbuh di Pegunungan Yoshino (
Prefektur Nara) menciptakan pemandangan menakjubkan warna putih, hijau muda, dan merah jambu.
Beberapa jenis sakura:
Edohigan
Edohigan adalah sakura yang mekar di Hari Ekuinoks Musim Semi dan bunganya paling panjang umur. Jenis-jenis lain yang serupa dengan edohigan adalah ishiwarizakura dan yamadakashinyozakura yang termasuk pohon sakura yang dilindungi. Miharutakizakura adalah salah satu jenis edohigan yang rantingnya menjuntai-juntai, sedangkan yaebenishidare dikenal daun bunganya yang banyak dan warnanya yang cerah.
Hikanzakura
Hikanzakura atau disebut juga kanhizakura adalah sakura yang tersebar mulai dari wilayah
Tiongkok bagian selatan sampai ke Pulau Formosa. Kanhizakura banyak ditemukan tumbuh liar di Prefektur Okinawa. Bagi orang Okinawa, kata "sakura" sering berarti hikansakura. Pengumuman mekarnya bunga sakura di Okinawa biasanya berarti mekarnya hikanzakura. Di Okinawa, kuncup bunga hikanzakura mulai terbuka sekitar bulan Januari atau Februari. Di Pulau Honshu, hikanzakura banyak ditanam mulai dari wilayah Kanto sampai ke Kyushu dan biasanya mulai mekar sekitar bulan Februari atau Maret.
Shidarezakura

Bunga sakura jenis shidare (Shidarezakura)
Fuyuzakura
Fuyuzakura (sakura musim dingin) adalah jenis pohon sakura yang bunganya mekar sekitar bulan November sampai akhir bulan Desember.
Onishimachi di Prefektur Gunma adalah tempat melihat fuyuzakura yang terkenal.

[sunting] Sakura dan buah ceri

Buah ceri dari pohon sakura yang untuk dinikmati bunganya
Pohon sakura menghasilkan buah yang dikenal sebagai buah ceri (bahasa Jepang: sakuranbo). Buah ceri yang masih muda berwarna hijau dan buah yang sudah masak berwarna merah sampai merah tua hingga ungu. Walaupun bentuknya hampir serupa dengan buah ceri kemasan kaleng, buah ceri yang dihasilkan pohon sakura ukurannya kecil-kecil dan rasanya tidak enak sehingga tidak dikonsumsi.
Pohon sakura yang menghasilkan buah ceri untuk keperluan konsumsi umumnya tidak untuk dinikmati bunganya dan hanya ditanam di perkebunan. Produsen buah ceri terbesar di Jepang berada di
Prefektur Yamagata. Buah ceri produk dalam negeri Jepang seperti jenis sato nishiki harganya luar biasa mahal. Di Jepang, buah ceri produksi dalam negeri hanya dibeli untuk dihadiahkan pada kesempatan istimewa. Buah ceri yang banyak dikonsumsi masyarakat di Jepang adalah buah ceri yang diimpor dari negara bagian Washington dan California di Amerika Serikat.
SIVA
[sunting] Tempat-tempat pilihan untuk melihat bunga Sakura
Di tahun 1990, Asosiasi Bunga Sakura Jepang (Japan Cherry Blossom Association) mengeluarkan daftar 100 tempat terpilih untuk melihat keindahan bunga Sakura.
Daerah Kanto:
Tokyo:
Taman Ueno (Taito-ku), Taman Shinjuku-gyoen (Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-ku), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Inogashira (kota Musashino)
Daerah Tokai:
Prefektur Gifu: Taman Usuzumi/Neodani (kota Motosu), Pinggir Sungai Shinsakai (kota Kakamigahara), Kamagatani (kota Ikeda)
Daerah Kansai:
Prefektur Osaka: Taman
Istana Osaka (Osaka), The Mint Bureau (Osaka), Taman Expo '70 (kota Suita)
Prefektur Hyogo: Taman
Istana Himeji (kota Himeji), Taman Akashi (Kota Akashi), Taman Shukugawa (Nishinomiya)
Prefektur Nara: Taman Nara (kota
Nara), Pegunungan Yoshino (kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama)

perkembangan masyarakat, kebudayaan,dan pemerintahan pada masa kolonial eropa

PERKEMBANGAN MASYARAKAT KEBUDAYAAN, DAN PEMARINTAHAAN PADA MASA KOLONIAL EROPA.
PENGERTIAN
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.
Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka
warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta
kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
Sejarah
Seperti halnya
Sosiologi, Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)


Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.
Sekitar
abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir
evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan
akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun
koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)
Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa,
Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun pada saat itu juga, muncul semangat
nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.
Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
KEBUDAYAAN
Integrasi Sosial
Setelah berakhirnya geger Pacina (pemberontakan
orang-orang Cina terhadap Kompeni Belanda) pada tahun 1742, orang-orang Cina diijinkan kembali berkumpul dan tinggal di Batavia. Mereka datang tersebar di sekitar kota ini, dan oleh Gubernur Jenderal Van Imhoff diberi daerah Glodok sebagai tempat pemukiman pertama bagi orang-orang Cina ini. Dibandingkan dengan kondisi sebelum terjadinya pemberontakan itu, orang-orang Cina kini lebih ditertibkan dalam hal pemukiman. Mereka kemudian diberi tempat yang bebas untuk dihuni dengan batas-batas daerah yang telah ditetapkan. Pemukiman khusus bagi orang Cina ini dimaksudkan oleh pemerintah kolonial agar bisa lebih mudah mengawasi aktivitas ekonomi dan segala tindakan sosial komunitas tersebut.
Tindakan Belanda ini segera diikuti dengan penunjukan para pejabat Cina yang diangkat dari kalangan masyarakat tersebut serta dikukuhkan oleh penguasa VOC. Tugas dari pejabat Cina ini adalah bertanggungjawab untuk menyampaikan semua kebutuhan yang diperlukan dari warganya kepada pemerintah Belanda dan sebalik nya menyebarkan keputusan dari pimpinan Belanda yang berhubungan dengan masyarakat Cina kepada warganya. Dengan demikian pejabat Cina di kampung Pecinan ini tidak bisa dianggap sebagai pejabat pimpinan dalam arti birokrat, mengingat mereka tidak digaji dan tidak memiliki wewenang memerintah warganya. Para pejabat Cina tersebut lebih tepatnya bila disebut sebagai koordinator.
Sistim yang diterapkan oleh VOC untuk mengatur orang-orang Cina dalam hal pemukiman dan mobilitas ini diterapkan juga di daerah lain yang telah dikuasai olehnya, seperti kota-kota besar utama di Semarang, Surabaya, Malang, dsb. di kota-kota ini VOC juga menunjuk daerah sebagai tempat pemukiman bagi orang-orang Cina berikut dengan para pejabat dan peraturannya yang mirip dengan di Batavia. Hal serupa juga terjadi di kota-kota menengah lainnya di sepanjang pantai utara Jawa yang dikuasai oleh VOC.
Dalam penerapan pengaturan di Vorstenlanden khususnya Surakarta, kondisi yang dijumpai agak berbeda. Mengingat di wilayah projokejawen ini Belanda tidak mempertahankan kekuasaan secara langsung, melainkan masih terbatas pada kontrak-kontrak politik dan mencegah campur tangan langsung terhadap urusan intern raja-raja Surakarta. Oleh karena itu dalam mobilitas sosial warga khususnya orang-orang Cina, VOC tidak bisa memaksakan peraturan yang berlaku di kota-kota wilayahnya untuk diterapkan di kota Solo. Setelah berakhirnya perang Cina itu, masyarakat Cina diijinkan bermukim di kota Solo sebagai ibukota baru yang dipindahkan dari pusat pemerintahan lama Kartasura. Mereka diberi tempat oleh Susuhunan untuk tinggal di sebelah utara sungai Pepe dekat dengan pasar Besar dan diijinkan untuk melakukan aktivitas sosial ekonomi.
Dengan pemukiman yang tumbuh di sana, kehidupan sosial juga ikut berkembang. Interaksi sosial yang terjadi dengan masyarakat pribumi memberi kesempatan bagi orang-orang dan para pedagang Cina untuk mengenal lebih jauh budaya Jawa. Mereka banyak yang meniru pola pemukiman dan pergaulan hidup orang Jawa. Pada kalangan elit ini orang-orang Cina juga banyak berhubungan dengan para bangsawan dan kerabat kraton di Surakarta. Kehidupan para bangsawan kraton yang sering menuntut pengeluaran melebihi pendapatannya, yang memerlukan tingkat kebutuhan tinggi, menemukan penyelesaian pada beberapa orang Cina kaya yang tinggal di Surakarata. Beberapa orang pangeran dan pejabat istana bahkan banyak terjebak dalam hutang dengan orang-orang Cina ini sehingga harus melepaskan tanahnya atau meminta bantuan kepada Susuhunan untuk menebusnya.

AKTIFITAS ORANG CINA
Pada hari Senin tanggal 18 Januari 1819 orang Cina Lolie pengelola gerbang tol dari Pangeran Prangwedono di kota Solo, diadukan karena telah memeras orang-orang pribumi secara sewenang-wenang. Akibat tindakan ini Pangeran Prangwedono mengambil kembali hak sewa gerbang tol (tol porten), dimulut jembatan “jurug” Bengawan Solo meskipun sebenarnya Lolie masih mempunyai hak tersebut selama dua tahun.
Peristiwa tersebut di atas merupakan salah satu contoh dari banyak kasus serupa yang terjadi di wilayah Surakarta, khususnya di kota Solo. Pemborongan sarana umum dari para bangsawan pribumi kepada orang-orang Cina mewarnai kehidupan sosial ekonomi masyarakat Cina ini di Solo setelah palihan nagari . Gerbang tol merupakan salah satu pilihan yang paling menguntungkan untuk dieksploitasi oleh orang-oarang Cina karena mereka bisa menetapkan bea lewat tol tersebut tanpa standard yang berlaku. Sebagai akibatnya setiap tol memiliki nilai yang berbeda-beda, tergantung pada tujuan yang akan dicapai dari jalur tersebut. Misalnya tol yang mengarah ka pasar besar memiliki standard nilai tertinggi dibandingkan tol tol di jalan biasa, sementara pada jalur yang mengarah ke pasar ini terdapat bebrapa buah gerbang tol masing-masing diborongkan. Dengan demikian kasus pemerasan seperti yang disebutkan dalam contoh di atas bukan merupakan hal langka.
Dengan kondisi tersebut tidak perlu diragukan lagi bahwa pemasukan luar biasa akan dicapai dari pengelolaan gerbang tol ini, karena tanpa standard harga baku eksploitasi bisa berlangsung tanpa pengawasan yang memadai dari penguasa pribumi yang telah memborong haknya. Korbannya jelas penduduk pribumi yang menjadi konsumen utama dari gerbang tol. Tingginya cukai yang dipungut di tol ini disebabkan oleh pemborongan berlipat ganda bukan hanya oleh satu orang namun bisa satu gerbang tol diborongkan kepada beberapa orang. Sebagai akibatnya pemborong terakhir menerima kewajiban membayar tertinggi, sehingga dia harus menerapkan harga yang tinggi agar bisa menutup semua pengeluarannya.
Pemborongan tol juga diikuti dengan pemborongan berbagai sarana lain seperti pasar, tempat pemotongan hewan, rumah judi, syahbandar pelabuhan sungai, penambangan perahu, tempat penjualan dan pemadatan candu, bahkan termasuk ijin berburu di hutan. Sejauh ini pasar merupakan pilihan strategis setelah tol, mengingat pasar merupakan sentra aktivitas ekonomi yang tumbuh di daerah itu. Ada banyak pungutan di pasar ini seperti beya plingsan bagi penjual kain, beya metu bila akan meninggalkan pasar, beya pesapon dan beya jaga bagi kebersihan dan keamanan, dan beya bango untuk menyewa sebuah tempat di pasar. Setiap biaya ini bisa diborong oleh satu orang, namun kadang kala juga diborong oleh masing-masing individu. Apabila terdapat lebih dari satu pemborong, maka harga yang ditetapkan akan naik.
Sektor persewaan lain yang akan menjadi sasaran orang Cina ini adalah agrobisnis. Dalam bidang ini orang-orang Cina menyewa tanah-tanah apanase milik para bangsawan Jawa untuk memasok pasar-pasar lokal dengan barang-barang hasil bumi domestik. Meskipun masih jauh dibandingkan dengan para pengusaha Eropa yang cenderung mengelola tanah sewaan ini sebagai onderneming, para pengusaha Cina ini memiliki kekuasaan yang luas di tanah-tanah sewaannya. Beberapa dari mereka tampil sebagai tuan tanah (lanlord) model manor Eropa dengan wewenang otonominya yang luas sebagai pengganti para pemegang apanase. Di sini mereka membentuk pasukan sendiri, memungut pajak atas tanahnya, memungut upeti dalam bentuk hasil bumi dari warganya dan menetapkan harga bagi penjualan produk oleh penduduk kepadanya. Namun kadang-kadang ada juga orang Cina yang memborongkan tanah berikut penduduknya yang mereka sewa dari pemegang apanase itu kepada orang Cina yang lain sementara dia sebagai penyewa tetap tinggal di kota Solo.
Semua hasil persewaan dan pemborongan ini berlangsung cukup lama sejak akhir abad XVIII. Meskipun terjadi bencana besar yaitu perang Jawa antara 1825-1830, sampai pertengahan kedua abad XIX pemborongan ini masih terus terjadi. Bahkan pada masa Taman Paksa, ketika monopoli produksi agraria diterapkan oleh pemerintah di wilayah yang langsung dikuasai, posisi orang-orang Cina sebagai pemborong hasil bumi di Vorstenlanden semakin kuat. Mereka kemudian digunkana oleh para pengusaha swasta Eropa yang sulit memperoleh produk komoditi ekspor Eropa akibat tekanan monopoli pemerintah, unutk menutup kekurangan ini dari pemborongan hasil bumi di Vorstenlanden.
Hak-hak yang mereka terima lebih luas memungkinkan operasi bisnis mereka merebak sampai ke pedesaan. Ketergantungan terhadap orang Cina dari para pengusaha pribumi menjadi semakin besar setelah berakhirnya Perang Jawa sebagai sumber kredit bagi mereka. Jika pada awal abad XIX aktivitas ekonomi orang Cina masih terbatas pada pemborongan prasarana tertentu, sejak pertengahan abad XIX sektor kerajinan dan perdagangan pedesaan juga menjadi sasaran bisnis Cina. Di samping memborong hasil bumi dan kerajinan tradisional, orang-orang Cina yang berkeliling di daerah pedesaan juga menjual barang-barang impor kepada penduduk secara kredit (Cina mindring atau klontong). Dengan berdasarkan kepercayaan, interaksi ekonomi tumbuh dan berkembang antara para pedagang Cina ini dengan penduduk pribumi. Meskipun kadang-kadang harus menanggung resiko yang besar bila tidak dibayar atau bahkan nywanya terancam, namun para pedagang Cina ini tetap dengan tekun meneruskan usahanya dan memperoleh keuntungan berlipat ganda.
Perkembangan aktivitas ekonomi Cina di pedesaan Jawa ini begitu pesat sehingga pada perempatan terakhir abad XIX bisa dikatakan bahwa hampir semua sektor perdagangan kecil dan perantara berada di tangan orang Cina. Dengan menyisihkan saingannya orang-orang Arab, para pedagang Cina ini lebih mampu menjalin hubungan baik dengan kalangan bangsawan pribumi. Ini terbukti dari munculnya beberapa orang Cina dalam kehidupan politik di kraton dengan penganugerahan gelar kebangsawanan dari Susuhunan Surakarta dan hidup seperti halnya para bangsawan pribumi dengan hak-hak istimewanya.
Langkah-Langkah Pembatasan
Pertumbuhan dan perluasan pemukiman serta usaha orang Cina di Vorstenlanden, khususnya di Surakarta ini, sebenarnya sudah menjadi bahan perhatian dari para pejabat kolonial Belanda sejak pemulihan kekuasaan awal abad XIX. Mereka khawatir bahwa orang-orang Cina ini akan mengancam posisi dan status ekonomi para pengusaha dan pejabat Eropa yang akan memperluas jaringan bisnisnya di Vorstenlanden. Dengan alasan untuk mencegah terjadinya konflik dan kerusuhan yang akan mengganggu keamanan dan ketertiban, pemerintah Belanda mencoba mengambil tindakan untuk “menertibkan” orang-orang Timur Asing tersebut.
Langkah pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah Lembaran Negara 1816 nomor 25 yang menetapkan surat ijin bepergian bagi orang-orang Cina kawula pemerintah. Surat ijin ini diperlukan apabila orang-orang Cina itu pergi keluar batas daerah (Karesidenan dan Afdeling) dan bisa diminta kepada para kepala daerah Belanda yang ditempatkan di sana. Tujuannya adalah membatasi aktivitas niaga Cina antar daerah yang bisa dikhawatirkan menimbulkan kesulitan dalam penarikan pajak dan pengawasannya. Langkah ini kemudian mulai diikuti dengan beberapa langkah pembatasan lainnya, yakni resolusi Gubernur Jenderal pada tanggal 12 Agustus 1835 (Lembaran Negara 1835 nomer 37) menuntut penduduk melaporkan kepada penguasa daerah ketika ada kecenderungan pada orang-orang asing Asia di Jawa seperti orang Melayu, Bugis dan Cina bila berbaur dengan orang pribumi.
Kewajiban untuk tinggal di kampung khusus ini kemudian ditegaskan oleh pasa 73 Konstitusi tahun 1854 dan dilaksanakan dengan peraturan pemukiman dalam Lembaran Negara 1866 nomer 57. dengan demikian sejak dikeluarkannya peraturan ini orang-orang Cina di wilayah pemerintah tidak lagi bebas dalam beraktivitas, namun dibatasi hanya di daerah administratif tempat tinggalnya. Hal serupa juga mulai diterapkan di Surakarta. Tindakan pertama pemerintah adalah dengan mengeluarkan peraturan yang menyebutkan bahwa warga Cina adalah kawula pemerintah dan mereka akan diperintah oleh para pejabat Cina yang diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Jenderal.
Meskipun ada beberapa ketentuan ini, namun sistim perkampungan (wijkstelsel) baru dijalankan oleh pemerintah dengan kesepakatan bersama-sama raja-raja pribumi di Surakarta pada tahun 1871. orang-orang Cina diberi tempat pada pemukiman yang sudah mereka tempati sebelumnya dengan sentralnya di sekitar Pasar Besar ke timur di Ketandan hingga Limasan, ke utara sampai Balong terus menuju Warungpelem. Kemudian juga di samping kraton antara jalan coyudan dan Keprabon. Di sana dibuka kampung-kampung dengan kepala kampungnya (wijkmeester) yang diangkat oleh Residen Surakarta. Pada tahun 1896 penguasa Mangkunegaran mengikuti langkah ini dengan membentuk pemukiman bagi orang Cina yang berpusat di sekitar Keprabon.
Pembatasan-pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial pada akhir abad XIX ini ternyata tidak mampu sepenuhnya mengekang aktivitas orang-orang Cina khususnya dalam bidang ekonomi. Beberapa kasus perdagangan gelap yang terbongkar baik di kalangan orang-orang Cina kaya yang terlibat penyelundupan, maupun beberapa orang Cina mindring yang tertangkap saat berkeliling desa membuktikan bahwa pembatasan tersebut kurang efektif meskipun ukurran pelanggaran ini bisa dikatakan kecil. Beberapa kelemahan juga dimiliki oleh pemerintah seperti pemborongan candu dan pengelolaan rumah gadai yang masih diserahkan kepada beberapa oarang Cina yang mampu membayar menyebabakan pembatasan ini hanya berlaku bagi kalangan masyarakat Cina klas menengah ke bawah. Sejumlah peristiwa yang berdampak negatif baru mendorong pemerintah untuk menghapuskan pemborongan kedua sarana ini dan diganti dengan monopoli pemerintah (opium regie) pada awal abad XX.
Perkembangan Baru
Perkembangan yang menandai jaman baru dalam kehidupan dan aktivitas orang Cina di Jawa dan khususnya di Surakarta dimulai pada awal abad XX. Hal ini tidak bisa dilepaskan dengan serangkaian peristiwa penting yang terjadi di negeri Cina sejak awal abad XX yang memuncak pada terjadinya Revolusi Nasional Tiongkok oleh Dr. Sun Yat Sen yang menggulingkan kekuasaan feodalisme dan menjadikannya sebagai Republik Cina. Pengaruh kemunculan pemerintah demokrasi dan tumbuhnya nasionalisme di Tiongkok ini memiliki gena yang luas dan pengaruh yang tajam pada pandangan dan perasaan penduduk Cina di Jawa dan Hindia Belanda pada umumnya.
Dengan tumbuuhnya nasionalisme Cina ini, secara politik ada dorongan bagi orang-orang Cina perantauan untuk melepaskan ikatan dengan dinasti Manchu dan mengarahkan orientasinya kepada pemerintah Republik Cina di Tiongkok. Namun di sisi psikologis, peristiwa ini menaikan kebanggaan yang bersumber dari kesalahan praduga bahwa dengan terbentuknya pandangan baru di Tiongkok maka muncul negara Cina baru yang bisa disejajarkan dengan negara-negara barat dan negara modern lain. Hal ini sangat nampak pada perubahan sikap masyarakat Cina di Hindia Belanda yang merasakan bahwa saatnya telah tiba untuk menuntut persamaan hak kepada pemerintah Hindia Belanda bagi mereka. Hal ini semakin gencar ketika pada awal abad XX orang-orang Jepang di Hindia Belanda menerima persamaan hak seperti warga negara Eropa. Posisi orang Jepang dan Cina tentu saja mendasari sikap orang-orang Cina tersebut.
Tuntutan yang diungkapkan ini mencakup persamaan hak, pencabutan sistem surat ijin ( passen stelsel ), dan pembebasan dari sistem pemukiman terbatas ( wijkstelsel ). Melalui tuntutan berkali-kali, akhirnya pemerintah Belanda mengabulkan permohonan tentang pembebasan sistem surat ijin, sistem pemukiman dan pembebasan dari adat leluhur yang mengikat seperti pemakaian kuncir, cara berpakaian, kebijakan perhal pemakaman dsb. namun demikian berdasarkan hukum kekawulaan Belanda, orang Cina tidak bisa dipersamakan dengan orang Barat seperti halnya oarng Jepang mengingat banyak dari mereka yang hanya bisa dipersamakan setelah melalui beberapa persyaratan yang sulit dijangkau. Oarang Cina dikelompokkan bersama dengan orang-orang Asia Asing lainnya dalam kelompok Timur Asing (Vreemde Oosterlingen). Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit, namun kelompok Timur Asing ini dikategorikan sebagai warga klas dua dalam stratifikasi masyarakat hukum kolonial.
Dengan demikian, terhadap pemerintah kolonial Belanda pada umumnya dan lapisan masyarakat Eropa khususnya, kebencian masyarakat Cina ini mulai muncul. Ketertutupan akses bagi fasilitas yang tersedia untuk orang-orang Eropa memaksa orang-orang Cina yang berorientasi ke Tiongkok dan tidak mau bergabung dengan kelompok Eropa ini untuk menyatukan diri dalam kehidupan lembaga organid\sasi. Hal ini terutama terwujud dalam pembentukan kongsi-kongsi dagang dengan kantor-kantor di kompleks pemukiman ini (siang-hwee). Begitu juga orang-orang Cina di Solo mulai membuka sekolah-sekolah sendiri yang dikelola oleh yayasan sekolah Cina Tiong Hwa Hwee Koan dengan bahasa pengantar bahasa Cina dan memasukkan bahasa inggris sebagai mata pelajaran namun tidak mengajarkan bahasa Belanda.
Pemerintah Belanda menanggapi aktivitas orang-oarang Cina ini dengan sangat cermat. Pemerintah merasa bahwa kegiatan orang Cina ini perlu dikontrol secara cermat dan diimbangi dengan tindakan lain yang membelokkan orientasi orang Cina ini kembali ke Batavia. Langkah pertama diambil pada tahun 1914 dengan dibukanya HCS ( Hollandsche Chineesche School ) baik oleh pemerintah maupun oleh swasta Kristen. HCS ini menampung anak-anak Cina setingkat SD dengan bahasa pengantar bahasa Belanda dan bisa menjadi jaminan untuk meneruskan ke tingkat pendidikan menengah (MULO dan AMS). Sekolah-sekolah ini dipimpin oleh kepala sekolah dan beberapa guru Belanda, berbeda dengan sekolah-sekolah yayasan Cina yang dikelola oleh tenaga pengajar Cina dan tidak memberikan jaminan untuk meneruskan ke sekolah menengah modern. Kebebasan tinggal juga mulai diberikan kepada beberapa orang Cina khususnya mereka yang bisa memenuhi persyaratan untuk menerima kewargaan Belanda. Di sini kemudian juga diikuti dengan mulai berkurangnya pengaruh para perwira lokal Cina yang terdesak oleh generasi muda Cina.
Munculnya elit cendekiawan baru Cina sebagai hasil pendidikan dasar Eropa ini telah mewarnai pergeseran pandangan di antara generasi muda Cina. Bila generasi tua (baik totok maupun peranakan) cenderung meneruskan pekerjaan leluhur sebagai mata pencaharian yakni berdagang, generasi baru Cina hasil didikan Barat ini mulai membuka pandangan mereka terhadap lapangan kerja kantor atau pegawai ( white collar elite ). Generasi baru ini kemudian mulai mengalami banyak interaksi dengan kalangan elite politik dan ekonomi Eropa dalam pergaulannya. Akibat di antara para pelamar persamaan hak (gelijkgesteld) banyak berasal dari kelompok ini. Banyak dari mereka kemudian meninggalkan adat kebiasaan tradisionalnya dan berubah mengikuti adat kebiasaan Eropa. Dengan demikian sejumlah besar orang Cina mulai menganut agama Kristen dan Khatolik yang diikuti dengan pembangunan gereja sendiri. Beberapa gereja di Solo memiliki jemaat yang sebagian terdiri atas orang-orang Cina.
Proses Westernisasi mulai terasa pada kehidupan generasi muda Cina yang kebanyakan muncul dari hasil didikan Barat ini. Hal ini memuncak dengan terbentuknya organisasi baru di antara warga Cina yang berorientasi ke Barat disebut Chung Hwa Hwie pada tahun 1928 yang memperjuangkan warga Cina sebagai bagian dari negara Hindia Belanda. Organisasi ini memperjuangkan orang-orang Cina agar bisa diberi hak yang sama dengan orang Eropa. 17 Organisasi ini juga membuka cabang di daerah-daerah termasuk Solo dengan pengurus dan yayasan lengkap yang bergerak dalm bidang sosial seperti mengelola sekolah, panti asuhan dsb. mereka dipilih dan dikelola oleh para pengurus yang kebanyakan adalah orang-orang cendekiawan Cina dan dipersamakan dengan orang Eropa.
Apabila di atas telah kita lihat tentang sikap orang-orang Cina terhadap pemerintah dan masyarakat Eropa, maka perbedaan menyolok muncul dalam tindakan dan pandangan orang-orang Cina ini terhadap masyarakat pribumi. Dengan diberinya kebebasan dari pemerintah kolonial dari tekanan surat ijin dan hak tinggal, ditambah dengan banyaknya anggota masyarakat Cina yang dipersamakan dengan orang Eropa, sikap angkuh dan sombong mereka tumbuh terhadap masyarakat pribumi. Mereka menganggap orang-orang pribumi termasuk dalam kelompok penduduk yang lebih rendah statusnya daripada mereka dan tidak layak untuk duduk bersama dalam satu meja. Hal ini diperparah lagi dengan persaiangna niaga yang mulai terasa di antara organisasi bisnis kongsi Cina dengan ikatan bisnis masyarakat pribumi dalam bidang kepentingan yang sama. Situasi ini semakin mematangkan konflik yang akan meledak radalam suatu kerusuhan sosial dengan dasar sial
OLEH:NURSIVA .O

18 Februari 2009

penyerbukan pada bunga

Bunga

Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.

Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji.

Rudbeckia fulgida

Fungsi bunga

Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.

Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan.

Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.

Morfologi bunga

Bagian-bagian bunga sempurna. 1. Bunga sempurna, 2. Kepala putik (stigma), 3. Tangkai putik (stilus), 4. Tangkai sari (filament, bagian dari benang sari), 5. Sumbu bunga (axis), 6. artikulasi, 7. Tangkai bunga (pedicel), 8.Kelenjar nektar, 9. Benang sari (stamen), 10. Bakal buah (ovum), 11. Bakal biji (ovulum), 12. , 13. Serbuk sari (pollen), 14. Kepala sari (anther), 15. Perhiasan bunga (periantheum), 16. Mahkota bunga (corolla), 17. Kelopak bunga (calyx)

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat artikel Pembentukan bunga).

Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.

Tumbuhan Crateva religiosa berbunga sempurna: memiliki stamen dan pistillum.

Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:

  • Kelopak bunga atau calyx;
  • Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
  • Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
  • Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.

Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.

Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatann.


Tokek Membantu Penyerbukan Tanaman Langka



Tumbuhan berbunga langka yang hidup di Pulau Mauritius di Samudera Hindia kini tergantung hidupnya pada tokek yang tubuhnya berwarna hijau mengilap. Sejak burung pengisap madu mulai langka, penyerbuk yang paling diandalkan bunga Trochetia kini adalah tokek.

Meski serangga juga terlihat mengunjungi bunga tersebut, para peneliti menemukan bahwa perannya dalam penyerbukan sangat kecil. Serbuk sari yang dibawa tubuh serangga dari satu bunga ke bunga lainnya jauh lebih sedikit daripada yang dsebarkan tokek.

Seperti burung pengisap madu, tokek siang berekor biru (Phelsuma cepediana) yang panjang tubuhnya sekitar 13 centimeter mendatangi bunga Trochetia untuk mengambil nektarnya. Selama mengisap madu, di tubuhnya akan menempel serbuk sari yang dibawa dari satu bunga ke bunga lainnya.

Bagi tokek, selain mendapat makanan yang lezat, ia juga dapat berlindung dari serangan predatornya sejenis elang yang hidup di Mauritania. Sebab, Trochetia hidup di dekat semaka belukar tumbuhan jenis pandan-pandanan yang daunnya lebat.

"Penelitian kami satu dari sedikit bukti yang menunjukkan bahwa kadal bisa menjadi penyerbuk yang efisien," ujar Dennis Hansen dari Universitas Zurich, Swiss yang melaporkan temuannya dalam jurnal The American Naturalist. Menurutnya proses penyerbukan bunga yang melibatkan spesies kadal tergolong jarang sekali.

Sejauh ini, beberapa kasus penyerbukan yang dibantu tokek hanya terjadi di kawasan pulau. Jens Olesen dari Universitas Aarhus Denmark, satu pakar dalam bidang ini, menyatakan bahwa dari 4.300 jenis kadal, hanya 71 yang diketahui mencari nektar bunga sehingga secara tidak langsung membantu penyerbukan.

Tokek mungkin beradaptasi dengan memakan nektar atau buah karena dipicu minimnya populasi serangga di pulau. Bunga juga beradaptasi untuk menarik perhatian tokek karena populasi serangga dan burung umumnya tak sebanyak tokek. Bunga yang mekar di dekat semak pandan juga mendapatkan layanan penyerbukan lebih baik dari tokek.

Pada penelitian sebelumnya Hansen dan para peneliti lainnya telah menemukan bahwa hampir seluruh bunga Trochetia menghasilkan nektar yang berwarna kuning atau merah. Percobaan mereka memperlhatkan bahwa warna merupakan faktor utama yang menarik minat tokek untuk mendatanginya.


SUKUN

Deskripsi
Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik. Pada buah keluwih, tonjolan pada kulit buah merupakan duri yang lunak. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga. Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Pada keluwih (Artocarpus communis) kedua proses dapat berlangsung normal sehingga buah yang terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih merupakan bekas tangkai putik bunga majemuk sinkarpik. Buah Buah sukun mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji (partenokarpi). Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.
Manfaat
Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, dibuat tepung dan keripik, serta dapat dibuat tape melalui fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu bakar. Demikian pula, kayu tanaman keluwih. Buah keluwih umumnya dipanen muda untuk disayur. Bunga jantan tanaman sukun yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau daun keluwih dapat digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).


SUMBER