29 Januari 2009

Invasi Sains Para Alien di Habitat Kita

Sains merupakan wujud eksploasi manusia dalam mencari “kebenaran”demi “kemajuan peradaban”. Sudah sepantasnya jika setiap individu dan bangsa berhak atas sains, memiliki derajat yang sama dalam sains. Tidak hanya Stephen Hawking, Mbah Marijan pun seharusnya bebas berthesis. Hanya Tuhan yang berhak menilai apakah thesis Stephen Hawking lebih ilmiah daripada Mbah Marijan.
Menurut para alien, thesis seorang Mbah Marijan dicap tidak ilmiah, karena thesisnya didasarkan pada informasi dan data yang tidak bisa diukur dan metodenya pun tidak bisa direplikasi. Sudah begitu, Mbah Marijan tidak pernah makan bangku kuliah sesuai dengan standard para alien. Singkatnya, eksplorasi sains seorang Mbah Marijan dicap tidak obyektif.
Tunggu dulu! Bagaimana mungkin metodologi seorang Mbah Marijan bisa diulang oleh orang lain jika dia tidak pernah ditempatkan sebagai “profesor” untuk bisa mengajarkan “ilmu pengetahuan”nya kepada para mahasiswa di lembaga-lembaga akademis? Jika sejak dulu lembaga-lembaga pembuat fatwa tentang kebenaran ilmiah tersebut memberikan tempat yang layak kepada para “ilmuwan” patah tulang Cimande dan Sangkal Putung atau para “ilmuwan” seksologi seperti Mak Erot, barangkali dunia kedokteran kita saat ini telah memiliki produk-produk intelektual yang bisa membuat bangsa ini sungguh-sungguh merdeka.
Bahkan, karya-karya besar Jayabaya dan Ronggowarsito pun dipinggirkan dan ditempatkan serak (satu rak) dengan buku-buku primbon yang cenderung terkesan “klenik”.Para ilmuwan pun hanya menjadikannya sebagai bahan kajian ilmiah, sebatas sebagai benda-benda kuno! Padahal, karya-karya tersebut merupakan thesis tentang prospeksi dinamika sosial di masa depan. Tak ubahnya dengan thesis-thesis para alien yang mencoba melakukan prospeksi berjangka 1 millennium ke depan. Bangsa ini memang sudah dilibas habis jati dirinya oleh para alien. Bangsa ini malu menunjukkan siapa dirinya. Bangsa ini malu dicap oleh Tukul Arwana sebagai: wong ndeso! Bangsa ini lebih bangga memakai nama: Ali, John, Sanjay, dibandingkan: Paijan, Poltak, atau Cecep.
created by : Eva Berlianty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar