27 Januari 2009

SEARCH

Mencari Pemimpin Memang Mahal

Pernah tidak teman-teman membayangkan bahwa mencari pemimpin di negara ini mahal sekali harganya? awalnya sih tidak pernah terpikir, sampai kemarin berbincang dengan seorang rekan yang mengatakan bahwa satu putaran pilkada Jawa Timur menghabiskan dana kurang lebih 40 M untuk tiap putarannya. Wah kaget juga sih yah, terus ngebayang-bayang jika negara ini mempunyai 349 Kabupaten, 91 Kota, dan 33 Provinsi yang tiap pemilihan kepala daerahnya menghabiskan dana paling tidak 5M dari anggaran daerah, maka pemilu kita itu harganya yah kurang lebih MINIMAL 2,365 M. Jumlah diatas belum termasuk jumlah uang yang beredar selama masa kampanye loh.

Setelah uang-uang tersebut digelontorkan dari anggaran dalam masa pemilihan, biasanya masih banyak uang-uang tambahan yang harus dikeluarkan dari anggaran daerah pasca pemilihan. Misalnya biaya pengamanan kerusuhan, Hehehe biaya ini bisa dihitung sebagai biaya wajib. Karena biasanya calon yang kalah, demo besar-besaran membawa massanya untuk memprotes KPUD. Jika sudah kejadian yang seperti ini terjadi maka dipastikan akan semakin banyak biaya tambahan yang diperuntukan bagi calo demo dan anak buahnya.

Setelah biaya-biaya tersebut, daerah masih harus membayar gaji pemimpin terpilih yang relatif tinggi, ditambah rumah dinas, mobil “mewah” dinas, staff ahli dll. Dan terkadang kongkow dengan para kolega dan sahabat karib di cafe juga menjadi biaya yang ditanggung dalam anggaran daerah. Tidak berhenti sampai disitu, daerah masih juga harus menanggung biaya studi banding, biaya seminar, biaya dinas dan biaya lain-lain sebagai biaya tambahan diluar batas normal.

Mahalnya biaya mencari pemimpin ini membuat banyak daerah tidak bisa mengalokasikan anggarannya dengan benar. Biaya-biaya yang seharusnya bisa digunakan untuk pembinaan dan pengembangan masyarakat, biaya alokasi pinjaman modal usaha dan biaya lainnya yang bisa mendatangkan manfaat malah digunakan tidak karuan. Akibatnya, semakin banyak masyarakat desa yang pergi ke kota besar dengan tujuan mencari penghidupan karena tidak tersedianya lapangan kerja di desa.

Sesampainya di kota, biasanya orang-orang ini mulai melakukan apa saja yang penting bisa hidup. Tetapi dengan kehidupan kota yang katanya kejam, tidak jarang akhirnya mereka memilih jalan instan untuk bisa bertahan hidup; seperti mengamen, mengemis, maling dll. Perkara semacam ini jelas merugikan orang lain dan harus bisa dicari jalan keluar yang baik untuk kita semua. Pertanyaannya adalah hati pemimpin yang bagaimana yang tega melakukan KORUPSI?

Inilah kisah hidup di negara ini, mencari pemimpin memang mahal harganya. Bukan hanya anggaran yang terbuang percuma, tetapi banyak kepentingan yang dipertaruhkan. Cukuplah kesalahan kita memilih pemimpin yang salah, dan sekarang saatnya berpikir untuk masa depan. Pilihlah pemimpin yang benar untuk masa depan yang ingin anda ciptakan.

Sumber: Internet

Oleh: 9a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar