15 Februari 2009

MAULID NABI MUHAMMAD SAW

MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Merenungi Makna Maulid Nabi

Maulid Nabi Muhammad Saw. dijadikan hari besar di negara kita, yang berarti adalah hari libur nasional. Di tahun 2006 ini, tanggal 12 Rabiul Awal 1427 jatuh pada tanggal 11 April. Tapi atas kebijaksanaan pemerintah, libur nasional untuk memperingati kelahiran Nabi pembawa Risalah Islam ini dimajukan pada hari senin tanggal 10 April.

Berlaku sejak masa pemerintahan Megawati, hari libur yang jatuh pada hari Selasa di majukan ke hari Senin sedangkan hari libur yang jatuh pada hari Kamis diundurkan pada Jumat. Bahkan di bulan Maret lalu pemerintah mengadakan “libur massal” atau cuti bersama ketika Hari Raya Nyepi (tahun baru Saka 1928) jatuh pada Kamis (30 Maret 2006). Semuanya menikmatinya dengan senang hati, bisa berlibur keluar kota, menghabiskan waktu dengan keluarga, ataupun beristirahat.

Kebijaksanaan pemerintah ini lahir untuk menghilangkan “harpitnas” (Hari Kejepit Nasional) sehingga masyarakat mempunyai waktu lebih menghilangkan kesuntukan kerja dan menghibur diri.

Sebenarnya, tujuan dari libur hari besar keagamaan adalah agar penganut suatu agama dapat merayakan hari besar keagamaannya dengan tidak masuk kantor atau sekolah. Sedangkan bagi penganut agama lain bisa dikatakan sebagai wujud dari penghormataan atas keanekaragaman agama.

Bagi umat yang merayakan hari besar keagamaan, seperti Maulid Nabi Muhammad Saw. bagi umat Islam, libur nasional dimaksudkan agar mereka bisa merayakan hari kelahiran Nabi sekaligus bisa merenungkan kembali arti kehadirannya. Tapi apakah tujuan dari hari libur nasional tercapai dengan dimajukan atau dimundurkan guna ada waktu lebih untuk menghibur diri?

Marilah kita bertanya ulang akan tujuan dari hari libur nasional. Masih bermaknakah hari-hari besar keagamaan bagi kita atau ia kita jadikan waktu untuk melepaskan kepenatan kerja dengan menghibur diri?

Maulid Nabi kita rayakan tiap tahun. Kita secara rutin melaksanakannya, baik di masjid, sekolah, maupun perkantoran. Perayaan semacam ini menjadi tidak akan bermakna jika kita menganggap Maulid Nabi sebatas acara seremonial atau rutinitas belaka.

Inti dari perayaan Maulid Nabi bukan hanya kegembiraan atas kehadiran beliau dalam sejarah, tapi yang lebih penting dari semua itu adalah meneruskan perjuangan dan cita-cita beliau. Seperti pembelaan atas kaum lemah dan papa, pembebasan kaum tertindas, dan penegakan keadilan.

Maulid kita jadikan ajang introspeksi, bukan ajang menghibur diri. Kita introspeksi apa yang salah dengan sikap dan perilaku kita yang tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan Nabi Muhammad. Inilah makna hakiki dari Maulid Nabi Muhammad.

Dengan Maulid Nabi Muhammad kita telaah kembali cerita sukses dakwah beliau di di tengah masyarakat gurun pasir, kita cari faktor-faktor pendukungnya untuk kita ejawantahkan di era modern ini. Nabi Muhammad berhasil merubah budaya masyarakat Arab dari persaudaraan yang dibangun di atas prinsip kesukuan menjadi persaudaraan yang dibangun atas keimanan.

Sejak saat itulah, jazirah Arabia dilirik oleh kekuatan besar (Romawi dan Persia), bahkan setelah wafatnya Nabi, umat Islam berhasil mengalahkan dua emperium adidaya ini dan menjadi penguasa dunia serta menjadi pelopor kemajuan ilmu pengetahuan.

Mari kita jadikan Rabiul Awal dan Maulid Nabi Muhammad sebagai sarana untuk menanamkan pribadi Nabi Muhammad dalam diri kita. Kita contoh metode dakwah beliau agar mencapai kesusksesan yang gemilang. (CMM/ds)


Jaulah Kubro Maulid Nabi

Sambas,- Kantor Departemen Agama dan Pemerintah Kabupaten Sambas melaksanakan jaulah kubro (kunjungan besar, red) Maulid Nabi Muhammad SAW pada sejumlah masjid dan sekolah. Kakandepag Sambas, Hairi Syafei mengatakan kegiatan ini tersebar pada 16 kecamatan.

"Pelaksanaan ini atas permintaan masyarakat dan tokoh agama di desa. Dalam kunjungan akbar dilakukan pemberian pencerahan kepada umat Islam, pentingnya mentauladani sifat Nabi Muhammad," kata dia, kemarin, di ruang kerjanya.

Hairi mengemukakan sifat Nabi Muhammad yaitu shiddiq, amanah, tabliq dan fathonah. Menurut dia, umat Islam harus memiliki kecerdasan dalam pribadi, masyarakat dan bernegara.

"Kita jangan terobsesi pada figure Nabi Muhammad SAW yang di deskreditkan oleh negara barat. Beliau adalah "rahmatan lil alamin" (pembawa rahmat bagi dunia). Mari kita menjadi ummatan wahidatan (umat yang satu) dan ummatan wasathan (umat menjadi mediator)," ungkapnya.

Kakandepag mengemukakan pemda akan memberikan pengarahan serta bantuan pembinaan rumah ibadah dan kegiatan keagamaan. Sebut dia, Pemda Sambas pada dasarnya mendukung kegiatan keagamaan.

"Mengingat indeks pembangunan manusia tak terlepas pada bidang agama, mental spiritual. Walaupun anggaran pembinaan keagamaan tidak mencukupi, kita berupaya mensport atau sharing dengan instansi vertikal," papar Hairi Syafei.

Lanjutnya, karena keberadaan umat di daerah ini perlu mendapat perhatian sama dengan kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Membangun tanpa dibarengi dengan agama akan hancur. "Jadi agama mesti kita bangun sebagaimana membangun sektor lainnya," ujar dia.

MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Majelis Taklim Gabungan, Taklim PT Unisem, TaklimPT PSECB, Taklim MMQ Jet Tempur, Taklim Musollah Annahdhah, Taklim PT Evox Riva pada tanggal 23 Maret 2008 mengadakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan dilaksanakan di jalan Blok R ujung.

Sebelum ceramah agama dimulai, panitia menyuguhkan hiburan kepada jamaah. Diantaranya teater islami. Pra acara juga diisi dengan pembacaan kalam ilahi, shalawat nabi.

Sambutan dibawakan oleh Rustam Sinaga ketua RW 09 KIB. Dalam sambutannya mengatakan, kegiatan Maulid Nabi adalah program keagamaan yang berguna untuk memberikan siraman rohani kepada warga dormitory.

Acara inti dari peringatan Maulid Nabi Muammad SAW ini adalah ceramah agama. Dibawakan oleh Ustaz Wuntat Wawan Sembodo. Ustaz Wuntat membawakan ceramah agama dengan pendekatan yang tidak membosankan jamaah. Gaya Wuntat yang dikenal berbau teaterikal dan olah vokal yang jelas membuat jamaah tak ingin beranjak dari tempat duduk mereka.

Wuntat dalam ceramah agamanya menekankan pentingnya sholat. Ia menjelaskan kepada jamaah tentang arti shalat. Bila jamaah memahami arti sholat maka ia akan pasrah dan ikhlas.

Masing-masing gerakan sholat itu punya arti. Ustaz Wuntat menguraikan arti gerakan sholat mulai dari gerakan pertama hingga gerakan terkahir. Setiap gerakan diartikan dengan mudah. Bila seluruh gerakan di gabungkan akan memberi arti 360 derajat. 360 derajat diartikan dengan kosong ( 0 ). Kosong adalah pasrah. Pasrah adalah penyerahan diri kepada sang pencipta. Planet di Antarakisa semuanya berbentuk O. Menurut Wuntat, Bulan, Matahari, Bumi semunaya melakukan shalat kepada pencipta.

Ketika sudah berada dalam kondisi pasrah pada saat sholat maka tidak ada lagi kepentingan dunia yang bercokol pada saat sholat berlangsung. Saat sholat, hanya pasrah kepada Allah saja yang ada.

Wuntat juga menjelaskan makna Maulid Nabi. Maulid Nabi artinya memperingati tanggal lahir Nabi Muhammad SAW. Memperingati tanggal lahir Nabi tidak pernah dilakukan pada saat Nabi Muhammad SAW masih hidup.

Salah seorang pengikut rasul setelah rasul wafat melihat adanya dekadensi semangat. Sang pengikut lalu berupaya menghidupkan semangat Nabi dengan cara melakukan Maulid Nabi. Tujuan Maulid Nabi ini adalah membangkitkan gairah Ummat Nabi Muhammad. Karena itu, Wuntat tidak setuju kalau peringatakan maulid nabi dilakukan tanpa adanya peningkatan semangat seperti semangatnya Nabi Muhammad SAW.

KESIMPULAN:

Nabi Muhammad SAW adalah nikmat terbesar dan anugerah teragung yang Allah berikan kepada alam semesta. Ketika itu, manusia berada dalam kegelapan, syirik, kufur, dan tidak mengenal Rabb pencipta mereka. Manusia mengalami krisis spiritual dan moral yang luar biasa. Nilai-nilai kemanusiaan sudah terbalik. Penyembahan terhadap berhala-berhala menjadi suatu kehormatan, perzinaan suatu kebanggaan, mabuk dan berjudi adalah kejantanan, dan merampok serta membunuh adalah suatu keberanian.

Di saat seperti ini, rahmat Ilahi memancar dari Jazirah Arab. Allah mengutus seorang rasul yang ditunggu oleh alam semesta untuk menghentikan semua kerusakan ini dan membawanya kepada cahaya Ilahi.

Meski tiada kata yang cukup mewakili untuk menggambarkan keluhuran budinya; dengan segala keterbatasan, para ulama pecintanya merangkum saat-saat kelahiran dan akhlaknya dalam untaian puisi yang indah. Kisah-kisah kelahiran Nabi yang digubah dalam bentuk untaian sajak-sajak indah dan panjang ini dikenal dengan nama maulid.

Pembacaan maulid, oleh sebagian masyarakat Muslim, menjadi sebuah ritus dalam merayakan kelahiran Rasulullah SAW hingga kini. Sebut saja yang dilakukan oleh komunitas Muslim Yaman; kalangan pesantren tradisional di Jawa Timur; komunitas habaib di Sampang, Madura; atau masyarakat Muslim di sebagian pesisir utara Jawa.

Ada beragam jenis maulid. Ada yang digubah dalam lirik-lirik nazam (kasidah murni) yang indah. Ada pula yang bercorak natsar (prosa lirik). Tapi, dalam perkembangannya, jenis Maulid yang terakhir inilah yang paling banyak digubah oleh para ulama besar yang juga ahli syair dari zaman ke zaman.

Dalam berbagai literatur kesusastraan Arab, sedikitnya ditemukan empat maulid bercorak puisi lirik yang ditulis oleh empat penyair berbeda. Namun, dari sekian banyak maulid yang bercorak prosa lirik, yang paling populer adalah Maulid Ad-Diba'i karya Al-Imam Abdurrahman bin Ali Ad-Diba'i Asy-Syaibani Az-Zubaidi atau lebih dikenal dengan sebutan Ibn Diba' (866-944 H). Dari segi usia, Maulid Ad-Diba'i ini memang yang paling tua, mencapai 500 tahun lebih.

SUMBER:

-http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.


DISUSUN OLEH: LUFTHY IREGA PRAMUDITHA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar