14 Februari 2009

SATELIT

Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. Sisa artikel ini akan berkisar tentang satelit buatan.

Jenis satelit
- Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
-
Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dari orbit, seperti satelit reconnaissance tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dll.
-
Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata.
-
Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.
- Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dpaat digunakan untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.
-
Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa utama atau fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.
-
Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi.
-
Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500–200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).

Jenis orbit
Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa mengorbit dengan ketinggian berapa pun.
Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 - 1500km di atas permukaan bumi.
Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan Bumi.
Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi.
Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.
Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit:
Orbit Molniya, orbit satelit dengan perioda orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63°.
Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub
Satelit (berdasarkan tanggal peluncuran)
Syncom 1 (1963 ), 2 (1963) dan 3 (1964)
Anik 1 (1972)
Aryabhata (1975) (India, launched by USSR)
Hermes Communications Technology Satellite (1976)
Munin (2000) (Swedish, launched by US)
KEO satelit - sebuah kapsul waktu angkasa (2006)

Pelayanan satelit
Telepon satelit
Internet satelit
Televisi satelit
Radio satelit
Senjata anti-satelit

Satelit komunikasi adalah sebuah satelit buatan yang ditempatkan di angkasa dengan tujuan telekomunikasi. Satelit komunikasi modern menggunakan orbit geosynchronous, orbit Molniya atau orbit Bumi rendah.
Untuk pelayanan tetap, satelit komunikasi menyediakan sebuah teknologi tambahan bagi
kabel komunikasi kapal selam optik fiber. Untuk aplikasi bergerak, seperti komunikasi ke kapal laut dan pesawat terbang, di mana aplikasi teknologi lain, seperti kabel, tidak praktis atau tidak mungkin.

Indonesia Luncurkan Satelit Buatan Sendiri
Buana Katulistiwa- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Dr Adi Sadewo Salatun menyampaikan suatu kabar baik, bahwa Indonesia dalam bulan Oktober mendatang akan meluncurkan sebuah satelit mikro buatan Indonesia sendiri.
Satelit yang bernama LAPAN-TUBSAT ini, merupakan generasi pertama satelit buatan Indonesia, setelah selama 30 tahun, Indonesia menggunakan tujuh satelit seri "Palapa" buatan asing, yaitu buatan perusahaan Hughes Aircraft Company (Amerika Serikat). Palapa A-1 diluncurkan 9 Juli 1976, Palapa A-2 (11 Maret 1977), B1 (16 Juni 1983), B2 (26 Februari 1984-gagal orbit), Palapa B2P (21 Maret 1987), B2R (14 April 1990), B4 (14 Mei 1992. Selanjutnya adalah Telkom-1 (13 Agustus 1999), dan Telkom-2 (17 November 2005). Dua satelit yang disebut terakhir ini juga adalah produksi perusahaan asing.
Kepada pers usai Rapat Kerja Kementerian Ristek dan Lembaga Pemerintahan Non-Departemen dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Senin (11/9), Adi Dewo Salatun menyebut bahwa satelit ini nanti memiliki visi untuk melakukan survei bumi dengan resolusi hingga enam meter dari kamera berwarna dan panchromatic sebagai sistem payload-nya.
Satelit ini membawa video kamera yang bisa dikendalikan langsung dari bawah yang hasilnya real time, sementara teknologi satelit yang terpasang sampai saat ini hanya menjadi imager yang 1-2 minggu kemudian baru terlihat hasilnya, sehingga apabila sudah berada di orbit akan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti memantau bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan dan lain-lain.
Satelit ini, lanjut Adi Dewo Salatun, merupakan langkah awal dari program pengembangan dan penguasaan teknologi satelit oleh bangsa sendiri.
Pembangunan satelit mikro yang disainnya dilakukan oleh Jerman itu saat ini telah selesai dan telah berada di ISRO, India siap untuk diluncurkan bersama satelit India "Carthosat-2".
Masih dalam penjelasannya, Adi Dewo Salatun menyebut, satelit mikro tahap I tersebut, dengan berat hanya 57kg (satelit Palapa buatan AS sekitar 400kg, bahkan satelit terakhir Telkom-2 yang diluncurkan pada 2005 beratnya hampir dua ton).
Tidak hanya ringan, satelit mikro itu juga hanya menghabiskan Rp10 miliar (atau sekitar 1 juta dolar AS) untuk membuatnya, sementara harga pembelian satelit Palapa yang mencapai ratusan juta dolar AS.
Satelit berikutnya, Tahap II, akan berupa satelit penginderaan jauh dan lebih ditekankan pada bidang aplikasi yaitu untuk menunjang program ketahanan pangan nasional. Saat ini pengembangannya baru sampai pada tahap analisis misi namun diharapkan satelit tahap II akan selesai dibangun pada 2009/2010, begitu Adi Dewo Salatun.
Oleh: Diky Agum G

Tidak ada komentar:

Posting Komentar