05 Februari 2009

KERAJAAN SRIWIJAYA
Sriwijaya adalah kerajaan Melayu kuno di pulau Sumatra yang banyak berpengaruh di kepulauan Melayu.Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I-Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 selama 6 bulan.Prasasti pertama mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, Sumatra, pada tahun 683.Kerajaan ini mulai jatuh pada tahun 1200 dan 1300 karena berbagai faktor, termasuk ekspansi kerajaan Majapahit.Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti "bercahaya" dan wijaya berarti "kemenangan".
Setelah Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan sejarawan tidak mengetahui keberadaan kerajaan ini. Eksistensi Sriwijaya diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George Coedès dari École française d'Extrême-Orient. Sekitar tahun 1992 hingga 1993, Pierre-Yves Manguin membuktikan bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatra Selatan, Indonesia).

Raja yang memerintah
Jayanasa (prasasti Kedukan Bukit, 683 dan prasasti Talang Tuo, 684)
Indravarman (sumber Tiongkok, 704-716, 724)
Rudra vikraman atau Lieou-t'eng-wei-kong (sumber Tiongkok, 728)
Dharmasetu (prasasti Ligor, 775)
Sangramadhananjaya or Vishnu (teks Arab, 790)
Samaratunga (792)
Maharaja (sumber Arab, 851)
Balaputra (prasasti Nalanda, 860)
Sri Uda Haridana atau Cri Udayadityavarman (sumber Tiongkok, 960)
Sri Wuja or Cri Udayadityan (sumber Tiongkok, 962)
Hia-Tche (sumber Tiongkok, 980)
Culamani varmadevan (sumber Tiongkok, 988, 1003; prasasti Tanjore atau prasasti Leiden, 1044)
Maravijaya tungan or Maraviyayatungavarman (sumber Tiongkok, 1008; prasasti Leiden, 1044)
Sumatrabhumi (sumber Tiongkok, 1017)
Sri Sangrama vijayatungan atau Cri Sangarama vijayatungavarman (prasasti Chola, 1025)
Sri Deva (sumber Tiongkok, 1028)
Dharmaviran
Sri Maharaja (sumber Tiongkok, 1156)
Trailorajan (sumber Tiongkok, 1178)
Maulibhusana Varmadevan (perunggu Buddha Chaiya, 1183).
OLEH:
Bimar ferrian dea kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar